SELAMAT DATANG, SUGENG RAWOEH DI BLOGKE WONG NDESO YANG INGIN BERBAGI TENTANG AGRICULTURE

Jumat, 28 Oktober 2011

CARA MENANAM KACANG BUNCIS


           BUDIDAYA KACANG BUNCIS ( Phaseolus vulgaris ).
1.      Cultivar / Varietas.
          Lebat, gypsy, early bush, green coat, purple coat, dan masih banyak varietas lainya.
2.      Penyiapan benih.
Benih yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu mempunyai daya tumbuh minimal 80 – 85 %, bentuk utuh, bernas warna mengkilat, tidak bernoda coklat terutama pada mata bijinya , bebas dari hama dan penyakit, seragam tidak tercampur dengan varietas lainya, bersih dari kotoran.
3.      Persiapan lahan.
Pengolahan lahan dengan mencangkul / bajak tanah sedalam 20 – 30 cm.
Buat bedengan / guludan dengan lebar sekitar 1 m dan tinggi sekitar 30cm, jarak antar bedengan / guludan 40 -50 cm.
Pemupukan dasar  campur  15 – 20 ton / ha pupuk kandang, atau pakai campuran
Pupuk makro Urea 62 kg +TSP 250 kg + KCL 90 kg / ha.( Rekomendasi untuk tanaman buncis pada tanah mineral dengan tingkat kandungan  P dan K sedang )
.Pemupukan dasar ini tidak di anjurkan jika tingkat kesuburan tanah tinggi.
    4.  Penanaman.                
Jarak tanam yang di gunakan  adalah 20 x 50 cm, baik untuk tanah datar atau tanah miring. Setelah menentukan jarak tanam , kemudian membuat lubang degan cara di tugal atau gejik ( jawa ). Dengan  kedalaman sekitar 4 – 6 cm , untuk tanah gembur, 2 -4 cm untuk jenis tanah liat.( hal ini disebabkan pada tanah liat yang kandungan air cukup banyak, sehingga di khawatirkan benih akan membusuk sebelum berkecambah ).
Masukan biji benih dalam lubang  2 -3 butir benih, lalu tutp pakai tanah ,atau kompos.
Ajir atau lanjaran perlu di berikan 20 hari setelah tanam, agar pertumbuhan dapat lebih baik, dengan panjang 2 – 2,20 m, di pasang berhadapan dan di ikat jadi satu pada ujungnya.
5.      Pemeliharaan.
Penyulaman di lakukan di bawah 10 hari setelah tanam, dengan menyulam benih yang tidak tumbuh.
Pemangkasan di lakukan sebatas pembetukan sulur setelah tanam berumur 2 dan 5 minggu.
Pemupukan.
Dilakukan pada umur 14 – 21 hari setelah tanam , pakai campuran pupuk makro:
2 minggu setelah tanam Urea 62 kg + TSP 45 kg / ha.
4 minggu setelah tanam  Urea 62 kg + TSP 45 kg / ha.
Atau pakai pupuk majemuk NPK dengan dosis yang sama. Dengan cara tebar di sekitar tanaman 10 -15 cm dari tanaman , lalu di airi. Atau dengan cara di kocor pakai air dengan campuran pupuk tersebut diatas.
Pengairan.
Biasanya di lakukan pada musim kemarau 1 – 2 kali seminggu , lihat kondisi tanah. Dan bila penanaman di musim hujan , hal yang perlu di perhatikan adalah pembuangan saja.
Penyiangan perlu di lakukan bila ada gulma yang mengganggu.
6.      Hama dan penyakit.
a.       Kumbang daun.
Gejalanya daun kelihatan berlubang – lubang, bahkan kadang – kadang tinggal kerangka atau tulang – tulang daunya saja, tanaman menjadi kerdil dan polongnya kecil – kecil.
Pengendalianya : lakukan penyemprotan dengan insektisida Lannate 25 WP, dengan konsentrasi 1,5 – 3 cc / liter air.
                 b . Penggerek polong.
                      Gejalanya polong yang masih muda nengalami kerusakan bijinya banyak
                      Yang keropos.Semprot dengan insektisida.
                 C .Lalat kacang.
                      Gejalanya daun berlubang – lubang dengan arah tertentu ,dari tepi menuju
                      Tangkai atau tulang daun, gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang
                      Membengkok / pecah kemudian tanaman menjadi layu, berubah kuning,
                      Dan akhirnya mati , atau bisa jadi pertumbuhanya terganggu / kerdil.
                      Pengendalianya musnahkan tanaman yang terserang  lakukan penyemprot
                      an dengan insektisida tanaman yang belum terserang.
                  d. Kutu daun.
                       Gejala lebih jelas terlihat pada tanaman yang masih muda, bila serangan he
                       bat pertumbuhanya kerdil dan batang memutar, daunya menjadi keriting
                      dan kadang berwarna kuning.
                      Pengendalianya lakukan penyemprotan dengan insektisida Orthene 75 sp,
                      Dengan dosis lihat label botol obat.
e.       Ulat jengkal semu.
Gejalanya di bawah daun terdapat telur yang bergerombol, setelah menetas ulatnya akan memakan daun – daun yang muda maupun yang tua.
Dau n menjadi berlubang bahkan dapat habis sama sekali.
Pengendalianya bersihkan gulma – gulma tempat persembunyian hama tersebut dan lakukan penyemprotan dengan insektisida Hotathion 40 Ec, dengan dosis lihat di label obat.
f.        Ulat penggulung daun.
Gejalanya daun kelihatan menggulung dan terdapat ulat yang di lindungi oleh benang sutera dan kotoran , polongnya sering ikut di rekatkan sama –sama daunya, daunya berlubang – lubang bekas gigitan ulat ini.
Pengendalian buang daun yang terserang dan lakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC. Dengan dosis lihat label obat.
g.       Penyakit antraknosa.
Polong buncis muda terdapat bercak – bercak kecil ,bagian tepi warna coklat karat dengan warna kemerah – merahan. Bentuknya tidak beraturan yang satu dengan yang lain.
Pengendalian sebaiknya pilih bibit yang bebas dari penyakit atau merendam benih dengan fungisida Agrosid 50 SD sebelum di tanam.
Lakukan penyemprotan dengan fungisida Delsene Mx 200, dengan konsentrasi 1 -2 gr / liter , atau dengan fungisida Velimek 80 Wp, dengan konsentrasi 2 -2,5 gr / liter air.
h.       Penyakit embun tepung.
Gejalanya daun , batang , dan buah berwarna putih keabuan.
Pengendalianya
Bagian yang terserang baiknya di potong / buang , dapat juga di semprot dengan fungisida Morestan 25 Wp, dengan konsentrsai 0,5 – 1 gr / liter air dan volume 1.000 liter/ ha.
i.         Penyakit layu.
 Gejala :
Tanaman akan terlihat layu, kuning dan kerdil. Bila batang tanaman yang diserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna coklat atau dipijat akan keluarlah lendir yang berwarna putih.
Pengendaliannya :
Dilakukan dengan cara menyiram tanaman dengan air yang bebas dari penyakit, bila hendak membuat persemaian lebih baik tanah disterilisasi dulu dengan air panas 100o C. Dilakukan dengan penyemprotan fungisida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5 - 1/lt air
j.    Penyakit Bercak daun      
      Daun bercak kecil berwarna coklat kekuningan lama kelamaan bercak akan
      melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning.
      Akibat lebih parah, dau akan menjadi layu dan berguguran. Bila sampai
      menyerang polong, maka polong akan bercak kelabu dan biji yang
      terbentuk kurang padat dan ringan.
      Pengendaliannya :
      Benih buncis direndam dulu dalam air panas dengan suhu 48  C selama 30
      menit. Bilas dengan air dingin dan keringkan. Dengan penyemprotan
      menggunakan Baycor 300EC, konsentrasi 0,5 - 1 lt/ha. Bisa juga
      menggunakan Bayleton 250 EC, konsentrasi 0,25 – 0, 5 liter / ha.
 k.  Penyakit Hawar Daun
      Gejala :
      Pertama-tama terlihat bercak kuning dibagian tepi daun, kemudian meluas
      menuju tulang bagian tengah. Daunnya terlihat layu, kering dan coklat
      kekuningan. Bila serangannya hebat, daun terlihat berwarna kuning,
      seluruhnya dan akhirnya rontok, gejala tersebut dapat meluas kebatang,
      sehingga lama kelamaan tanaman akan mati.
      Pengendaliannya :
      Dengan cara memilih benih yang berkwalitas baik. Perendaman benih
      dalam Sublimat dengan dosis 1gr /Lt air selama 30 menit.
   l. Penyakit Busuk Lunak
      Gejala :
       Daun bebercak, berair warnanya menjadi kecoklatan. Gejala ini cepat
       menjalar ke seluruh bagian tanaman. Sehingga tanaman menjadi lunak,
       berlendir dan berbau busuk.
       Pengendaliannya
       Tanaman yang sudah terserang berat sebaiknya dibuang dan di buang,
       dapat dilakukan dengan menyemprotkan Cupravit OB-21, dengan  
       konsentrasi 4gr/lt air, Delsene Mx200, konsentrasi 2-4 gr/lt air.

   m. Penyakit Karat
         Gejala :
          Pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat, baik
          di bagian daun sebelah atas maupun sebelah bawah. Biasanya dikelilingi
          dengan jaringan khlorosis.
          Pengendaliannya :
          Dapat ditanam varitas buncis yang tahan dengan penyakit karat yaitu ;
          Manoa Wonder. Tanaman yang terserang berat sebaiknya dicabut dan di
          Buang.
     n.  Penyakit Damping Of
          Gejala :
          Bagian batang bawah yang terletak dibagian keping biji terlihat
          berwarna putih pucat karena mengalami kerusakan khlorofil.
          Pengendaliannya :
          Siram tanaman dengan air yang bebas penyakit, media semai yang
          dipakai juga yang telah disterilkan terlebih dahulu. Bisa juga  
          menggunakan Antracol 70WP, konsentrasi 2gr/lt air, volume larutan
          600-800 lt/ha
     o.  Penyakit Ujung Kriting
          Gejala :
          Daun-daun muda menjadi kuning dan keriting, sedangkan daun yang  
          sudah tua menggulung / melilin.
          Penegndaliannya :
          Dengan menanam tanaman yang resisten (tahan penyakit). Apabila
          tanaman yang sudah terserang penyakit, sebaiknya segera dicabut atau di
          buang.
         ( Pengendalian hama atau penyakit bila perlu saja, yaitu bila terlihat 
           gejala  ada serangan atau penyakit. Untuk tindakan preventif lakukan 
            penyemprotan 1 -2 kali seminggu setelah tanam, dengan pestisisida ,
           insektisida ,atau fungisida secara bergantian dengan dosis sesuai 
           anjuran diatas ).
7.      Panen dan pasca panen.
Pemanenan di lakukan pada saat tanaman berusia 60 hari dan polong memperlihatkan ciri- ciri warna polong agak muda dan suram , permukaan kulitnya agak kasar , biji dan polong belum menonjol dan polong akan mengeluarkan bunyi letupan bila di patahkan.
Pemanenan di lakukan secara bertahap yaitu setiap 2 -3 hari sekali dan di hentikan pada saat tanaman berumur 80 hari atau 7 kali panen.
Sortasi polong buncis yang cacat akibat serangan hama penyakit, polong tua , atau yang patah akibat panen yang kurang baik, semuanya harus di pisahkan .
          Cara penyimpanan yang biasa di lakukan adalah dengan system refrigasi
         (  pendinginan ), dengan suhu 0 – 4,4 derajat celcius dan RH 85 – 90 %.Ruangan
          penyimpanan di usahakan agar udara segar dapat selalu beredar dan berganti.         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar