SELAMAT DATANG, SUGENG RAWOEH DI BLOGKE WONG NDESO YANG INGIN BERBAGI TENTANG AGRICULTURE

Jumat, 28 Oktober 2011

CARA MENANAM KACANG BUNCIS


           BUDIDAYA KACANG BUNCIS ( Phaseolus vulgaris ).
1.      Cultivar / Varietas.
          Lebat, gypsy, early bush, green coat, purple coat, dan masih banyak varietas lainya.
2.      Penyiapan benih.
Benih yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu mempunyai daya tumbuh minimal 80 – 85 %, bentuk utuh, bernas warna mengkilat, tidak bernoda coklat terutama pada mata bijinya , bebas dari hama dan penyakit, seragam tidak tercampur dengan varietas lainya, bersih dari kotoran.
3.      Persiapan lahan.
Pengolahan lahan dengan mencangkul / bajak tanah sedalam 20 – 30 cm.
Buat bedengan / guludan dengan lebar sekitar 1 m dan tinggi sekitar 30cm, jarak antar bedengan / guludan 40 -50 cm.
Pemupukan dasar  campur  15 – 20 ton / ha pupuk kandang, atau pakai campuran
Pupuk makro Urea 62 kg +TSP 250 kg + KCL 90 kg / ha.( Rekomendasi untuk tanaman buncis pada tanah mineral dengan tingkat kandungan  P dan K sedang )
.Pemupukan dasar ini tidak di anjurkan jika tingkat kesuburan tanah tinggi.
    4.  Penanaman.                
Jarak tanam yang di gunakan  adalah 20 x 50 cm, baik untuk tanah datar atau tanah miring. Setelah menentukan jarak tanam , kemudian membuat lubang degan cara di tugal atau gejik ( jawa ). Dengan  kedalaman sekitar 4 – 6 cm , untuk tanah gembur, 2 -4 cm untuk jenis tanah liat.( hal ini disebabkan pada tanah liat yang kandungan air cukup banyak, sehingga di khawatirkan benih akan membusuk sebelum berkecambah ).
Masukan biji benih dalam lubang  2 -3 butir benih, lalu tutp pakai tanah ,atau kompos.
Ajir atau lanjaran perlu di berikan 20 hari setelah tanam, agar pertumbuhan dapat lebih baik, dengan panjang 2 – 2,20 m, di pasang berhadapan dan di ikat jadi satu pada ujungnya.
5.      Pemeliharaan.
Penyulaman di lakukan di bawah 10 hari setelah tanam, dengan menyulam benih yang tidak tumbuh.
Pemangkasan di lakukan sebatas pembetukan sulur setelah tanam berumur 2 dan 5 minggu.
Pemupukan.
Dilakukan pada umur 14 – 21 hari setelah tanam , pakai campuran pupuk makro:
2 minggu setelah tanam Urea 62 kg + TSP 45 kg / ha.
4 minggu setelah tanam  Urea 62 kg + TSP 45 kg / ha.
Atau pakai pupuk majemuk NPK dengan dosis yang sama. Dengan cara tebar di sekitar tanaman 10 -15 cm dari tanaman , lalu di airi. Atau dengan cara di kocor pakai air dengan campuran pupuk tersebut diatas.
Pengairan.
Biasanya di lakukan pada musim kemarau 1 – 2 kali seminggu , lihat kondisi tanah. Dan bila penanaman di musim hujan , hal yang perlu di perhatikan adalah pembuangan saja.
Penyiangan perlu di lakukan bila ada gulma yang mengganggu.
6.      Hama dan penyakit.
a.       Kumbang daun.
Gejalanya daun kelihatan berlubang – lubang, bahkan kadang – kadang tinggal kerangka atau tulang – tulang daunya saja, tanaman menjadi kerdil dan polongnya kecil – kecil.
Pengendalianya : lakukan penyemprotan dengan insektisida Lannate 25 WP, dengan konsentrasi 1,5 – 3 cc / liter air.
                 b . Penggerek polong.
                      Gejalanya polong yang masih muda nengalami kerusakan bijinya banyak
                      Yang keropos.Semprot dengan insektisida.
                 C .Lalat kacang.
                      Gejalanya daun berlubang – lubang dengan arah tertentu ,dari tepi menuju
                      Tangkai atau tulang daun, gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang
                      Membengkok / pecah kemudian tanaman menjadi layu, berubah kuning,
                      Dan akhirnya mati , atau bisa jadi pertumbuhanya terganggu / kerdil.
                      Pengendalianya musnahkan tanaman yang terserang  lakukan penyemprot
                      an dengan insektisida tanaman yang belum terserang.
                  d. Kutu daun.
                       Gejala lebih jelas terlihat pada tanaman yang masih muda, bila serangan he
                       bat pertumbuhanya kerdil dan batang memutar, daunya menjadi keriting
                      dan kadang berwarna kuning.
                      Pengendalianya lakukan penyemprotan dengan insektisida Orthene 75 sp,
                      Dengan dosis lihat label botol obat.
e.       Ulat jengkal semu.
Gejalanya di bawah daun terdapat telur yang bergerombol, setelah menetas ulatnya akan memakan daun – daun yang muda maupun yang tua.
Dau n menjadi berlubang bahkan dapat habis sama sekali.
Pengendalianya bersihkan gulma – gulma tempat persembunyian hama tersebut dan lakukan penyemprotan dengan insektisida Hotathion 40 Ec, dengan dosis lihat di label obat.
f.        Ulat penggulung daun.
Gejalanya daun kelihatan menggulung dan terdapat ulat yang di lindungi oleh benang sutera dan kotoran , polongnya sering ikut di rekatkan sama –sama daunya, daunya berlubang – lubang bekas gigitan ulat ini.
Pengendalian buang daun yang terserang dan lakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC. Dengan dosis lihat label obat.
g.       Penyakit antraknosa.
Polong buncis muda terdapat bercak – bercak kecil ,bagian tepi warna coklat karat dengan warna kemerah – merahan. Bentuknya tidak beraturan yang satu dengan yang lain.
Pengendalian sebaiknya pilih bibit yang bebas dari penyakit atau merendam benih dengan fungisida Agrosid 50 SD sebelum di tanam.
Lakukan penyemprotan dengan fungisida Delsene Mx 200, dengan konsentrasi 1 -2 gr / liter , atau dengan fungisida Velimek 80 Wp, dengan konsentrasi 2 -2,5 gr / liter air.
h.       Penyakit embun tepung.
Gejalanya daun , batang , dan buah berwarna putih keabuan.
Pengendalianya
Bagian yang terserang baiknya di potong / buang , dapat juga di semprot dengan fungisida Morestan 25 Wp, dengan konsentrsai 0,5 – 1 gr / liter air dan volume 1.000 liter/ ha.
i.         Penyakit layu.
 Gejala :
Tanaman akan terlihat layu, kuning dan kerdil. Bila batang tanaman yang diserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna coklat atau dipijat akan keluarlah lendir yang berwarna putih.
Pengendaliannya :
Dilakukan dengan cara menyiram tanaman dengan air yang bebas dari penyakit, bila hendak membuat persemaian lebih baik tanah disterilisasi dulu dengan air panas 100o C. Dilakukan dengan penyemprotan fungisida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5 - 1/lt air
j.    Penyakit Bercak daun      
      Daun bercak kecil berwarna coklat kekuningan lama kelamaan bercak akan
      melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning.
      Akibat lebih parah, dau akan menjadi layu dan berguguran. Bila sampai
      menyerang polong, maka polong akan bercak kelabu dan biji yang
      terbentuk kurang padat dan ringan.
      Pengendaliannya :
      Benih buncis direndam dulu dalam air panas dengan suhu 48  C selama 30
      menit. Bilas dengan air dingin dan keringkan. Dengan penyemprotan
      menggunakan Baycor 300EC, konsentrasi 0,5 - 1 lt/ha. Bisa juga
      menggunakan Bayleton 250 EC, konsentrasi 0,25 – 0, 5 liter / ha.
 k.  Penyakit Hawar Daun
      Gejala :
      Pertama-tama terlihat bercak kuning dibagian tepi daun, kemudian meluas
      menuju tulang bagian tengah. Daunnya terlihat layu, kering dan coklat
      kekuningan. Bila serangannya hebat, daun terlihat berwarna kuning,
      seluruhnya dan akhirnya rontok, gejala tersebut dapat meluas kebatang,
      sehingga lama kelamaan tanaman akan mati.
      Pengendaliannya :
      Dengan cara memilih benih yang berkwalitas baik. Perendaman benih
      dalam Sublimat dengan dosis 1gr /Lt air selama 30 menit.
   l. Penyakit Busuk Lunak
      Gejala :
       Daun bebercak, berair warnanya menjadi kecoklatan. Gejala ini cepat
       menjalar ke seluruh bagian tanaman. Sehingga tanaman menjadi lunak,
       berlendir dan berbau busuk.
       Pengendaliannya
       Tanaman yang sudah terserang berat sebaiknya dibuang dan di buang,
       dapat dilakukan dengan menyemprotkan Cupravit OB-21, dengan  
       konsentrasi 4gr/lt air, Delsene Mx200, konsentrasi 2-4 gr/lt air.

   m. Penyakit Karat
         Gejala :
          Pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat, baik
          di bagian daun sebelah atas maupun sebelah bawah. Biasanya dikelilingi
          dengan jaringan khlorosis.
          Pengendaliannya :
          Dapat ditanam varitas buncis yang tahan dengan penyakit karat yaitu ;
          Manoa Wonder. Tanaman yang terserang berat sebaiknya dicabut dan di
          Buang.
     n.  Penyakit Damping Of
          Gejala :
          Bagian batang bawah yang terletak dibagian keping biji terlihat
          berwarna putih pucat karena mengalami kerusakan khlorofil.
          Pengendaliannya :
          Siram tanaman dengan air yang bebas penyakit, media semai yang
          dipakai juga yang telah disterilkan terlebih dahulu. Bisa juga  
          menggunakan Antracol 70WP, konsentrasi 2gr/lt air, volume larutan
          600-800 lt/ha
     o.  Penyakit Ujung Kriting
          Gejala :
          Daun-daun muda menjadi kuning dan keriting, sedangkan daun yang  
          sudah tua menggulung / melilin.
          Penegndaliannya :
          Dengan menanam tanaman yang resisten (tahan penyakit). Apabila
          tanaman yang sudah terserang penyakit, sebaiknya segera dicabut atau di
          buang.
         ( Pengendalian hama atau penyakit bila perlu saja, yaitu bila terlihat 
           gejala  ada serangan atau penyakit. Untuk tindakan preventif lakukan 
            penyemprotan 1 -2 kali seminggu setelah tanam, dengan pestisisida ,
           insektisida ,atau fungisida secara bergantian dengan dosis sesuai 
           anjuran diatas ).
7.      Panen dan pasca panen.
Pemanenan di lakukan pada saat tanaman berusia 60 hari dan polong memperlihatkan ciri- ciri warna polong agak muda dan suram , permukaan kulitnya agak kasar , biji dan polong belum menonjol dan polong akan mengeluarkan bunyi letupan bila di patahkan.
Pemanenan di lakukan secara bertahap yaitu setiap 2 -3 hari sekali dan di hentikan pada saat tanaman berumur 80 hari atau 7 kali panen.
Sortasi polong buncis yang cacat akibat serangan hama penyakit, polong tua , atau yang patah akibat panen yang kurang baik, semuanya harus di pisahkan .
          Cara penyimpanan yang biasa di lakukan adalah dengan system refrigasi
         (  pendinginan ), dengan suhu 0 – 4,4 derajat celcius dan RH 85 – 90 %.Ruangan
          penyimpanan di usahakan agar udara segar dapat selalu beredar dan berganti.         

Selasa, 25 Oktober 2011

CARA MENANAM BAYAM


            BUDIDAYA BAYAM (Amaranthus, sp).
  1. Cultivar / varietas.
Varietas bayam yang banyak di tanam mempunyai komersial yang tinggi antara   lain cummy, green like, tark, stayful, Selain itu di kenal varietas local  yang tidak kalah bagus kualitasnya antara lain : giti merah, giti hijau, cimangkok, kuningan,  sukamandi dan masih banyak varietas lainya.
  1. Syarat tumbuh.
Bayam termasuk tanaman sayuran dataran tinnggi, tapi dapat hidup di dataran rendah. Bayam menghendaki tanah yang subur dan gembur. Derajat ( PH ) yang di inginkan berkisar 6 – 7. Tanah yang PHnya lebih tinggi atau lebih rendah tanaman bayam tidak dapat tumbuh dengan baik.
  1. Penanaman.
Pengolahan lahan, pemberian pupuk dasar, dan pembuatan guludan ( bedengan ). Pengolahan tanah untuk semua jenis tanaman bayam hamper sama, namun untuk bayam tahunan ( potong ) agak berbeda karena memiliki akar yang lebih panjang dari bayam cabut, sehingga pencangkulan lebih dalam.
Pemberian pupuk dasar di lakukan bersamaan dengan pengolahan tanah , campurkan pupuk kandang sekitar 12 -18 ton / ha, atau pakai campuran pupuk makro Urea 56 kg,+ ZA 56 kg + TSP 250 kg , + KCL 90 kg perhektar ( Rekomendasi untuk tanaman bayam pada tanah Mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang ).
Bedengan / guludan penanam di buat dengan ukuran 1 -1,5 m. Sebaiknya bedengan / guludan di buat agak tinggi untuk mencegah keluarnya benih bayam pada saat di siram. Di antara bedengan / guludan di buat parit untuk memudahkan penyiraman.
Sebelum benih di tabur perlu di camburkan dengan abu, dengan perbandingan 1 untuk benih dan 10 untuk abu.Untuk penaburan benih harus merata tidak betumpuk – tumpuk. Benih bayam dapat di tabur pada garitan yang di buat menurut baris panjang bedengan / guludan  atau garitan memotong guludan / bedengan, dengan jarak antar baris sekitar 20 cm. Untuk keperluan benih 1 ha sekitar 5 -10 kg  benih. Benih di tabur lalu segera di tutup dengan tanah tipis secara merata, kemudian di siram dengan air menggunakan gembor penyiraman, lakukan pagi dan sore, kecuali jika turun hujan. ( lihat kondisi tanah ).
  1. Pemeliharaan.
Aspek penting adalah penyiangan , penggemburan, pemberian pupuk susulan, dan pengendalian hama / penyakit.
Lakukan penyiangan jika ada gulma yang tumbuh di sekitar tanaman 1 -2 minggu sekali , dan lakukan penggemburan tanah 2 minggu setelah tanam  , diantara garitan tanaman.
Pemupukan susulan lakukan 3 minggu setelah tanam dengan campuran pupuk makro Urea 56 kg + TSP 90 kg /ha, atau pakai pupuk majemuk NPK 150 kg – 200 kg / ha, dengan cara di tebar di sela- sela tanaman, lalu di airi / di siram / di lep ( jawa ).
Pengairan dilakukan seminggu 2 -3 kali .( lihat kondisi tanah.).
  1. Hama dan Penyakit.
 Downy mildew.
 Di tandai dengan daun menguning, daun bagian bawah berwarna hijau   keunguan. Pada akhirnya berwarna coklat, sering timbul di tanam pada musim hujan dan dingin.
Pencegahan dapat di lakukan  dengan memetik daun yang di serang.
Pemberantasan dengan obat fungisida Dithan M-45 dengan dosis 1,5 -2 gr/ liter air.
Spinach blight ( virys mozaik cucumber ).
Di tandai dengan daun menyempit, mengecil, menggulung dan berkerut, permukaan daun berwarna kuning , biasanya menyerang daun muda. Agar tanaman tidak terinveksi, tanaman harus di musnahkan, karena belum ada obatnya
Pencegahanya dengan penyiangan gulma, pemyemprotan lalat pembawa virus dengan  Ambus 2 EC atau Lannate 2 EC dengan dosis 2g / liter.
Penyakit noda daun ( leaf spot ).
Di tandai dengan noda coklat pada setengah bagian daun , meluas sehingga menghancurkan  daun, agar tidak meluas buang / musnahkan tanaman yang terkena peyakit ini. Pencegahanya lakukan penyemprotan dengan fungisida Dithan M 45, dengan dosis 1,5 – 2 g / liter, untuk tanaman yang belum terserang penyakit ini. Gangguan penyakit tanaman ini di sebabkan oleh kekurangan unsur M N.
Penanggulanganya di beri Multitonik ( pupuk yang mengandung M N), dosisnya sesuai kebutuhan. Untuk pencegahan pada tanah yang kekurangan unsur M N ini, dengan pemberian kapur pada saat pengolahan tanah.
  1. Pemanenan.
Untuk bayam cabut :
 Penjarangan di lakukan 20 hari setelah tanam, kemudian hari ke 25, 30 dan seterusnya hingga selesai panen. Pilih tanaman yang paling besar dulu.
 Untuk bayam potong / tahunan :
 Penjarangan pada hari ke 20 setelah tanam, atur jarak sekitar 40 -50 cm.
 Pemanenan sekitar 3 minggu setelah tanam , dengan cara potong pada cabang
 pucuk daun. Panen berikutnya lihat cabang  kalau sudah panjang bisa  potong .

CARA MENANAM BROKOLI


                           BUDIDAYA  BROKOLI ( Brassica olerecea cv . brocolli )                      1. Cultivar .
Royal green, Delicate green ,.Green king , Radiant Green , Green Jewel. Dan banyak  lagi varietasnya
2. Penyiapan benih.
Sterilisasi benih dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang  dianjurkan atau dengan merendam benih dalam air panas 55 derajat celcius, selama 15 – 30 menit.
Penyeleksian benih dengan merendam biji dengan air, dimana benih yang baik
akan  tenggelam Rendam benih selama sekitar 12 jam atau sampai benih terlihat pecah agar benih cepat  berkecambah
3. Persemaian .
    Tempat persemaian
Penyemaian di bedengan.: Sebelum bedengan di buat , lahan di olah atau di cangkul      sedalam 30 cm lalu di buat bedengan / guludan dengan lebar 110 -120 cm , memanjang
Penyemaian ada dua cara  :  di sebar diatas bedengan dan pakai plastic polibag.
Media semai : campuran ayakan pupuk kandang matang dan tanah halus dengan perbandigan 1 ; 2 atau 1 : 1. Masukan benih  satu – satu ke dalam polibag plastic yang
sudah di isi   media tanam sedalam 0,2 – 1,0 cm. tutup tipis dengan tanah atau pupuk kandang matang. Siram air pakai gembor penyiraman , dan terakhir tutup pakai daun pisang untuk menjaga kelembaban.Setelah tumbuh ke   cambah buang penutup daun pisang. Siram pagi dan sore. Lihat kondisi tanah.
4. Persiapan lahan.
    Lahan di bersihkan dari tanaman liar dan sisa – sisa akar, di cangkul atau di bajak , lalu  di buat bedengan / guludan selebar 80 – 100 cm, tinggi 35 cm dengan jarak antar bedengan / guludan 40 -50 cm
Pengapuran hanya di lakukan jika PH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dosis kapur    yang sesuai  nilai PH tanah , tetapi umumnya  berkisar antara 1 -2 ton / ha dalam bentuk  kalsit atau dolomit. Kapur di campurkan merata pada saat pembuatan bedengan./ guludan. Untuk pemupukan dasar campurkan 13 -18 ton / ha pupuk kandang, atau pakai campuran pupuk makro UREA 87 kg,+ ZA 187 kg + TSP 311 kg + KCL 90 kg/ha (.Rekomondasi untuk tanaman Brokoli pada tanah Mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang ).
5 . Penanaman.
Penanaman dilakukan pada bibit yang sudah berumur sekitar sebulan , atau sudah mem        punyai daun 3 - 4 helai .
Jarak tanam yang di pakai adalah 50 x 50 cm untuk kultivar / varietas bertajuk lebar dan 45 x 65  untuk kultivar / varietas tegak 
Waktu tanam yang baik di pagi hari jam 6 – 9 dan sore hari jam 3 – 4 .Untuk satu lubang di isi satu bibit.  Pemindahan secara hati – hati jangan sampai akar atau daunya rusak.
Siram  pakai air setelah selesai penanaman .
6. Pemeliharaan .
     Penyulaman.
Jika ada tanaman yang rusak atau mati , penyulaman dapat di lakukan sebelum tanaman berumur dua minggu.
      Perempelan .
Perempelan cabang dilakukan seawal mungkin supaya ukuran dan kualitas masa bu
nga yang terbentuk optimal. Segera setelah terbentuk masa bunga ,daun – daun tua
di ikat sedemikian rupa , sehingga masa bunga ternaungi matahari. Penutupan ini berfungsi untuk mempertahankan warna bunga supaya tetap putih
Pengendalian Hama dan Penyakit.
Untuk pengendalian dapat di lakukan dengan melakukan bibit yang bebas penyakit
merendam benih di air panas 50 derajat celcius atau di rendam didalam fungisida
 / bakterisida selama 15 menit, sanitasi kebun , rotasi tanaman , menanam kultivar  / varietas yang tahan penyakit, menghidari tanaman dari kerusakan mekanis atau gigitan sera           ngga, melakukan sterilisasi media semai atau lahan kebun, pengapuran pada tanah
masam dan mencabut tanaman yang terserang penyakit
Untuk mencegah serangan hama penyakit penyemprotan pestisida  dilakukan walau pun belum ada gejala serangan hama.
Lakukan penyemprotan setiap 2 minggu sekali
Penyiangan.
Dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah serta  pemupukan susulan yang ke1 yaitu  7 – 10 hari setelah tanam, 20 hari setelah tanam, 30 -35 hari setelah tanam
Penyiangan dan penggemburan di lakukan dengan hati – hati jangan terlalu dalam
agar tidak merusak akar. Pada masa akhir pertumbuhan vegetatif ( memasuki masa    pembungaan ) penyiangan di hentikan .
Pemupukan tambahan.
Pupuk susulan di berikan pada umur 1,3 ,5  minggu setelah tanam, di sekeliling tanaman sejauh 10 -15 cm dari batang tanaman , lalu timbun tanah .
Dengan dosis : 
1 minggu setelah tanam  Urea / ZA  44 kg + TSP 93 kg + KCL 45 kg
 3 minggu setelah tanam  Urea / ZA  44 kg + TSP 93 kg + KCL 45 kg
 5 minggu setelah tanam  Urea / ZA  44 kg + TSP 93 kg + KCL 45 kg
per hektar. Atau  pakai pupuk majemuk NPK 150 kg – 200kg / ha. Pada minggu 
ketiga setelah tanam , tanaman juga di semprot dengan pupuk daun yang mengandung N dan K tinngi
Penyiraman atau Pengairan .
Di lakukan seminggu 2 - 4 kali . lihat kondisi tanah. Pada fase pertumbuhan awal atau    .       pembentukan bunga , tanah harus keadaan basah terus jangan sampai kekeringan.
7. Panen dan pasca panen.
Pemanenan di lakukan saat masa bunga mencapai ukuran maksimal. Umur panen antara 55 -100 hari, tergantung varietas / kultivar tanaman.
Setelah di panen, hasil disimpan di tempat teduh untuk di lakukan sortir. Sortir di lakukan berdasarkan diameter kepala bunga yang di bagi 4 kelas yaitu :          
>30 cm , 25 – 30 cm , 20 – 25 ,dan 15 – 20 cm.
 Penyimpanan terbaik di ruang gelap pada temperature 20 derajat celcius, kelembaban       .      75 -85 % atau kamar dingin dengan temperatur 4,4 derajat celcius dengan kelembaban 
  85 -95 %. 

CARA MENANAM KACANG PANJANG


             BUDIDAYA KACANG PANJANG ( vigna sinensis ).
  1. Cultivar / Varietas.
Vigor, Super sainan, Sentosa, dan masih banyak vareitas lainya.
  1. Syarat tumbuh.
Suhu idealnya  20 -30 derajat C, Iklim kering dengan curah hujan 600 – 1. 500 mm / tahun. Hampir semua jenis tanah cocok untuk budi daya kacang panjang, tetapi yang paling baik adalah tanah Latosol / lempung berpasir, subur , gembur, banyak mengandung bahan organic dan drainasenya baik. Keasaman / PH tanahnya sekitar 5,5 – 6,5 .
  1. Pengolahan lahan.
Lahan di bajak atau di cangkul , lalu buat bedengan atau guludan dengan ukuran 1 -1,2 m , jarak antar bedengan / guludan 60 -100cm.
Pengapuran di lakukan jika PH tanah rendah, dengan dosis 1 -2 ton / ha, dalam bentuk , kalsit atau dolomite,( tergantung kemasaman tanah ). Tabur di atas bedengan / guludan lalu di campur / di aduk dengan tanah.
Pemupukan dasar dengan 4 -5 ton / ha.dengan pupuk kandang. Tabur di atas bedengan lalu di campur / di adukdengan tanah. Pemupukan dasar tidak di anjurkan bila kesu buran tanah sudah tinggi.
Rapikan / ratakan bedengan  kembali.
  1. Penanaman.
Bibit kacang panjang yang baik dan bermutu adalah penampilan bernas /kusam, daya kecambah tinggi di atas 85 %, tidak rusak / cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit.( keperluan benih untuk 1 hektar antara 15 -20 kg.
Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang yang sudah di siapkan. Jarak tanam di pakai tipe merapat dengan ukuran 20 x 50 cm. Biji di masukan dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, lalu tutup dengan tanah atau abu dapur.( tanah harus keadaan basah / diairi dahulu ).
  1. Pemeliharaan.
Penyulaman dilakukan  kurang satu minggu setelah tanam, dengan mengganti benih yang tidak tumbuh .
Pemasangan lanjaran / ajir dilakukan 10 -15 hari setelah tanam, pemasangan lanjaran / ajir diantara 2 lubang dengan satu lanjaran / ajir.Panjang lanjaran / ajir 190 – 220 cm..
Merambatkan .
Membantu merambatkan bertujuan untuk mengarahkan pertumbuhan tanaman , baik pucuk tanaman maupun cabang – cabang tanaman , di harapkan tanaman merambat pada lanjaran / ajir yang telah di pasang, sehingga buah / polong kacang tidak tergeletak di tanah.
Penyiangan di lakukan pada tanaman berumur 2 – 3 Minggu setelah tanam, / tergantung pertumbuhan rumput / gulma.
Pemangkasan / perempelan.
Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu di lakukan pemangkasan daun maupun ujung batang, tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.
Pemupukan susulan / tambahan 1:
Di lakukan 2 Minggu setelah tanam dengan campuran pupuk makro ZA 50 kg + TSP 100 kg + KCL 50 kg / ha. Dengan cara di tugal / di gejik (jawa ) jaraknya 5 – 10 cm dari lubang tanam, kemudian tutup dengan tanah.
Pemupukan susulan / tambahan  2 :
Dilakukan  4 Minggu setelah tanam dengan pupuk majemuk NPK 200 kg / ha, dengan jarak 10 -15 cm dari lubang tanam.
Pemupukan susulan / tambahan 3 :
Dilakukan pada umur 6 Minggu setelah tanam dengan pupuk majemuk  NPK 200 kg /ha. Dengan jarak 10 -15 cm dari lubang tanam.
Pengairan .
Dilakukan sesuai kebutuhan tanaman , seminggu 1 -2 kali, yang terpenting  di jaga agar tanaman tidak kekurangan dan kelebihan air. Pengairan sebaiknya di lakukan  setelah pemupukan .( lihat kondisi tanah ).
  1. Hama dan penyakit.
Lalat kacang ( Ophiomya phasioli Triyon ).
Gejalanya terdapat bintik – bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan , pangkal batang terjadi perakaran skunder dan membengkak.
Pengendalianya dengan cara pergiliran tanaman yang bukan famili kacang – kacangan . Lakukan penyemprotan dengan insektisida Orthene 75 SP dengan konsentrasi 1 cc / liter air.
Kutu daun (Aphis Cracivora Koch ).
Gejalanya pertumbuhan terhambat  karena hama mengisap cairan sel tanaman . Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vector virus.
Pengendalianya lakukan penyemprotan dengan  Furadan 3 G dan Carbofuran.
Aphids .
Gejalanya daun menjadi hitam karena tumbuh jamur jelaga yang tumbuh pada kotoran aphids.
Pengendalianya lakukan penyemprotan dengan insektisida Winder atau Supracide dengan dosis sesuai anjuran .( lihat label obat ).
Ulat grayak ( spodoptera litura .F ).
Gejala daun berlubang, juga bisa menyerang polong, serangan berat di musim kemarau.
Pengendalianya penanaman serentak, perangkap hama kimiawi, atau lakukan penyemprotan dengan insektisida Suoracide dengan dosis sesuai anjuran .lihat label di botol obat.
Ulat  bunga ( Maruca testualis ).
Gejalanya larva menyerang bunga yang sedang mekar / membuka , kemudian memakan polong., menyebabkan kerontokan pada bunga .
Pengendalianya semprot dengan insektisida Sevin atau Winder , dengan dosis yang di anjurkan.
Thrips.
Menyerang bagian pucuk tanaman sehingga terjadi keriting dan kering, sejak tanaman masih kecil sampai besar.
Pengendalianya semprot dengan pestisida Winder , atau Promection ,atau Agrimeec atau Confidor dengan dosis sesuai anjuran ( lihat label obat ).
Tungau ( Mites ).
Gejalanya daun akan menggulung ke bawah dan warnanya hijau kehitaman .Dalam kondisi parah, tanaman dapat mengalami kerontokan daun.
Pengendalianya semprot dengan Samite atau Omite atau Mitae , dengan dosis sesuai anjuran.
Penyakit Antraknose.
Penyebabnya jamur collectricum lindemuthianum.
Gejalanya dapat di amati pada bibit yang baru berkecambah, pada bagian batang dan keping  biji berwarna coklat.
Pengendalianya dengan rotasi tanaman , perlakuan benih sebelum di tanam dengan fungisida Dithan M -45 dan Cupravit OB 21, dan  penyiangan gulma yang mengganggu.
Penyakit mozaik.
Penyebab virus cowpea aphid borne, gejalanya daun muda terdapat gambaran mosaic yang warnanya tidak beraturan. Penyakit di tularkan oleh vector kutu daun.
Pengendalianya  dengan menggunakan benih yang sehat dan bebas virus, semprot dengan insektisida yang efektif untuk kutu daun, dan tanaman yang terserang di cabut dan di buang.
Layu bakteri dan jamur layu.
Penyebab bakteri Pseudomonas solanacearum E. F .Smith.
Gejalanya tanaman mendadak layu dan akan menyebabkan mati .
Pengendalianya dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati. Penyakit ini bisa di sebabkan oleh jamur pytium maupun oleh bakteri. Penyakit ini dapat di cegah dengan di kocor Kocide 77, dan di semprot.
Sedang pengendalian bakteri kocor dengan  Bactomycin atau Agrimyein dengan dosis sesuai anjuran.
Pengendalian hama atau penyakit bila perlu saja, yaitu bila terlihat gejala ada serangan atau penyakit. Untuk tindakan preventif lakukan penyemprotan 1 -2 kali seminggu setelah tanam, dengan pestisisida , insektisida ,atau fungisida secara bergantian dengan dosis sesuai anjuran diatas.
  1. Pemanenan.
Umur tanaman siap di panen sekitar umur 3,5 – 4 bulan setelah tanam.
Ciri – ciri kacang yang siap di panen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah di patahkan dan bijinya di dalam polong tidak menjol, waktu panen yang baik di pagi atau sore hari, dengan cara memotong tangkai kacang .

Sabtu, 20 Agustus 2011

CARA MENANAM KANGKUNG DARAT

 


 BUDIDAYA KANGKUNG DARAT



  
Sahabat-sahabat.
Kali ini saya akan mempostingkan tentang “Cara Menanam Kangkung Darat” karena Ibu saya Minta di carikan, ya udah saya tuliskan di Blog Sederhana Saya.
Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan  2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.
Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya un organik) di laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif stabil, serta  memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan pasar.
Teknologi Budidaya
1. Benih
Kangkung darat dapat diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar diperlukan benih sekitar 10 kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra atau varietas lokal yang telah beradaptasi.
2. Persiapan Lahan
Lahan terlebih dahulu dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan  + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit.
3. Pemupukan
Bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik 150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam.
4. Penanaman
Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 – 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau system garitan(baris).
5. Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air,  bila  tidak  turun  hujan  harus  dilakukan
penyiraman. Hal lain adalah pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit.
6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang menyerang tanaman kangkung antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain penyakit karat putih yang disebabkan olehAlbugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
7. Panen
Panen dilakukan setelah berumur  + 30 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar   2 cm di atas permukaan tanah.
8. Pasca Panen
Pasca panen terutama diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan cara menempatkan kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin.

Rabu, 17 Agustus 2011

CARA MENANAM CABE

                          BUDIDAYA CABE ( Capsiam annuum )

1.Cultivar / Varietas.
   Hot chili , Hot beauty , Prabu , Marathon , Gada, dan masih banyak lagi jenisnya.
2.Persemaian 
   Penyemaian benih.
   Benih cabe di rendam dengan air sekitar 18 jam, lalu tiriskan dan bungkus rapat
   dengan kertas atau tissue untuk menjaga kelembaban , pembukus setengah basah.
    2 – 3 hari buka pembukus, dan pindahkan benih cabe ke media semai satu persatu.
    Media semai campuran tanah dan pupuk kandang matang dengan perbandigan 1 : 1
     atau  2 : 1.masukan ke polibag plastic.Setelah benih cabe di tanam 0,5 – 1 cm .lalu 
     siram air dengan gembor penyiraman,dan tutup dengan daun pisang untuk menjaga
     kelembaban , lihat  kalau sudah benih mulai tumbuh buka daun penutup dan siram 
    pagi dan sore.Untuk mencegah gangguan cendawan , semprot persemaian  dengan
     fungisida  Starmyl 25WP dan Victory 80WP. Atau dengan fungisida lainya
     Untuk mencegah gangguan hama, persemaian di semprot dengan insektisida Winder
     100ec dengan konsentrasi 0,5 cc/ liter
 3. Pengolahan lahan.
Tanah di cangkul atau di bajak dan buat bedengan / guludan berukuran 1,2m , tinggi bedengan / guludan sekitar 30 cm , dan jarak antar bedengan 60 cm
Pemupukan dasar taburi di atas bedengan / guludan sekitar 20 ton / ha. Pupuk kandang , atau campuran pupuk makro Urea 199 kg + TSP 311 kg + KCL 90 kg / ha.( Rekomendasi pupuk untuk tanaman cabe pada tanah Mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang ).
Bila tanah terlalu masam taburi kapur atau dolomite sekitar 100 – 120 ton /ha, sampai       PH tanah 6 – 6,5 , kemudian diaduk.
Rapikan kembali bedengan / guludan dan tutup dengan mulsa plastic hitam perak dan kunci mulsa plastik agar tidak sobek jika terbawa angin.
 4.Penanaman.
     Lubangi mulsa plastic dengan diameter 10 cm. dengan jarak tanam yang di pakai 
      sistim double row ( dua baris tanaman ) per bedengan dengan jarak 60 cm x 50 cm
      Sebelum penanaman di lakukan ,bedengan di siram atau di lep (jawa )
      Penanaman di lakukan pada bibit yang sudah berumur 4 -5 minggu, atau sudah mem
       punyai daun 3 – 5 helai .
Pemindahan tanaman dilakukan dengan hati – hati jangan sampai akar atau daunya rusak, dengan satu lubang tanam di isi satu bibit.( buka plastic polibag). Setelah selesai penanaman siram atau  kocor dengan air agar tanaman tidak layu / cepat tumbuh.
5. Pemeliharaan.
     Penyulaman di lakukan satu minggu setelah tanam, pada tanaman yang tidak sehat per
      tumbuhanya dengan bibit baru yang sehat dan umur kira2 sama.
      Tancapkan  lanjaran atau ajir 7 hari setelah tanam, dengan jarak sekitar 5 -10 cm dari
      batang tanaman dengan kedalaman 20 -30 cm ke dalam tanah.(lanjaran / ajir terbuat
     dari bambu dengan panjang 1 m -1,2 m ).Ikat tanaman pada lanjaran pada umur15
      hari setelah tanam dengan tali rafia.
     Wiwil atau buang semua tunas di bawah cabang pertama dan bunga yang pertama dan     
      kedua .Cabang selanjutnya dan bunga cabang ke 3 di pelihara.
  1. Hama dan penyakit.
Ulat tanah ( Agrotis ipsilon  )
Biasanya menyerang tanaman cabe yang baru di pindah tanam, dengan memotong batang utama pohon hingga roboh , bahkan sampai putus. Untuk pencegahanya lakukan penyemprotan insektisida Direct 25 ec dengan konsetrasi 0,4 cc / liter atau dengan insektisida Raydok 28 ec dengan konsentrasi 0,25 – 0, 5 cc / liter, sehari sebelum tanam.
Ulat grayak ( spodoptera litura ).
Biasanya menyerang daun, buah dan tanaman yang masih kecil. Untuk pengendalianya dianjurkan penyemprotan di sore hari atau malam hari dengan insektisida biologi Turex WP bergantian dengan insektisida Raydok 28 ec atau insektisida Direct 25 ec.
Lalat buah ( dacus verugenius ).
Gejala awalnya buah cabe berlubang kecil, kulit buah menguning, dan kalau di belah biji cabe berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok.
Untuk pencegahan dan pengendalianya dengan membuat perangkap dengan sexferomon atau dengan penyemprotan insektisida Winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 -1 cc / liter, bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsetrasi 0,25 – 0,5 cc / liter atau dengan insektisida Cyrotex 75sp dengan konsentrasi 0,3 -0,6 g / liter.
Tungau ( mite ).
Biasanya menyerang tanaman cabe hingga  daun berwarna kemerahan ,menggulung keatas, menebal akhirnya rontok.
Untuk pengendalian dan pencegahanya lakukan penyemprotan dengan akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25 -0,5 ml / liter air, bergantian dengan insektisida Promectin 18 ec dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 cc / liter.
Thrips.
Apabila menyerang daun, daun akan berwarna bercak keperakan dan menggulung ke dalam, keriting, dan rontok, bunga akan mongering dan rontok.
Untuk pengendalian dan pencegahan lakukan penyemprotan dengan insektisida Winder 25WP dengan konsetrasi  5 – 10 gr / liter, atau dengan insektisida Winder 100 EC dengan konsentrasi 6 – 10 ml / liter air, bergantian dengan insektisida Promectin 18 ec dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 cc / liter.
Puru akar ( Nematoda ).
Merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyerang daerah perakaran tanaman cabe. Jika tanaman terserang maka transportasi bahan makanan terhambat dan partumbuhan tanaman terganggu, selain itu kerusakan akibat puru akar ( nematode ) ini dapat memudahkan bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah menanam varietas cabe yang tahan terhadap puru akar ini , dan melakukan penggiliran tanaman.
Dan apabila lahan yang di tanami daerah endemic, pemberian nematisida dapat di berikan bersamaan dengan pemupukan.
Anthracnosa buah. / patek.
Gejala awalnya kulit buah  akan tampak mengkilat selanjutnya akan timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk.
Untuk pengendalianya semprot dengan fungisida Kocide54 WDG dengan konsentrasi 1 – 2 g / liter air, bergantian dengan fungisida Victory 80wp dengan konsentrasi 1 – 2 g / liter air.
Phitopthora.
Gejalanya  bagian tanaman yang terserang terdapat bercak coklat kehitaman dan kelamaan membusuk. Penyakit ini menyerang tanaman cabe  pada daun, batang maupun buah. Pengendalianya adalah menyemprot tanaman dengan fungisida Kocide 77 wp dengan dosis 1,5 -3 kg/ha. Bergantian dengan fungisida victory 80 wp dengan konsentrasi 2 -4 g / liter air di campur dengan fungisida sistemik Starmyl 25 wp dengan dosis 0,8 – 1 g / liter.
Rebah semai ( dumping off).
Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat di persemaian.
Penyebabnya jamur / phitium sp, untuk pencegahan lakukan penyemprotan dengan fungisida sistemik Starmyl 25 wp saat di persemaian dan saat pidah tanam dengan konsentrasi 0,5 – 1 g/ liter.
Layu bakteri / layu fusarium.
Biasanya mulai menyerang tanaman cabe saat fase generatif. Untuk mencegahnya dianjurkan penyiraman Kocide 77 wp pada lubang tanam dengan konsentrasi 5 g / liter,mulai saat tanaman menjelang berbunga dengan interval 10 -14 hari.
Bercak daun.
Disebabkan oleh cendawan / jamur cercospora capsici.
Gejalanya berupa bercak bercicin, berwarna putih pada tengahnya dan coklat kehitaman pada tepinya. Pencegahanya semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan konsentrasi 1,5 – 3 g / liter, bergantian dengan fungisida Victory 80 wp dengan konsentrasi 2 -4 g / liter, dengan interval 7 hari.
Penyakit mozaik virus.
Saat ini belun ada pestisida yang mampu mengendalikan penyakit ini.
Dan sebagian tindakan pencegahan dapat di lakukan pengendalian terhadap hewan pembawa virus tersebut yaitu aphids.
Aphids.
Gejalanya daun akan menggulung ke dalam, keriting , menguning, dan rontok.
Untu pencegahanya dan pengendalianya lakukan penyemprotan dengan insektisida Winder25 wp, dengan konsentrasi 5 – 10 gr/ liter air , atau dengan Winder 100 ec 6 – 10 ml / liter, bergantian dengan insektisida Promectin 18 ec dengan konsentrasi 0,25 -0,5 cc / liter.
Pencegahan dan pengedalian hama.
Pengendalian hama atau penyakit bila perlu saja, yaitu bila terlihat gejala ada serangan atau penyakit. Untuk tindakan preventif lakukan penyemprotan 1 -2 kali seminggu setelah tanam, dengan pestisisida , insektisida ,atau fungisida secara bergantian dengan dosis sesuai anjuran diatas.
     Pemupukan susulan atau tambahan.
Pemberian pupuk susulan di lakukan pada :
     2 minggu setelah tanam dengan campuran pupuik makro Urea 75 kg + TSP 34
     Kg / ha.
     4 minggu setelah tanam Urea 75 kg + TSP 34 kg / ha.
     6 minggu setelah tanam  Urea 75 kg + TSP 34 kg /ha.
8 minggu setelah tanam Urea 75 kg + TSP 34 kg /ha. Atau pakai pupuk majemuk NPKdengan waktu  2, 4 , 6 , 8 minggu setelah tanam  100 kg – 200 kg/ ha.
Dengan cara di tebar di sekeliling tanaman 5 – 10 cm dari batang tanaman , atau di kocorkan pakai air.
Penyiangan di lakukan 2 – 3 minggu sekali setelah tanam  jika ada gulma yang mengganggu atau sesuai dengan pertumbuhan gulma.
         Pengairan / penyiraman.
            Dilakukan dengan system furrow, yaitu dengan mengairi parit  saat tanaman beru
            mur 10 hari setelah tanam, atau di sesuaikan dengan kelembaban tanah. Air
            jangan sampai menggenangi bonggol batang tanaman terlalu lama. Karena
            tanaman cabe tidak tahan dengan terlalu banyak air .
  1. Panen dan pasca panen.
Panen pertama di lakukan mulai 9 minggu setelah tanam, dan panen berikutnya setiap 5 -7 hari sekali.
Buah yang sudah di panen segera di sortir ( di pisahkan ) sesuai dengan  pesanan pasar. Dengan penerapan teknologi budidaya, penanganan pasca panen yang benar dan tepat serta penggunaan benih yang tahan hama penyakit dapat meningkatkan produksi cabe yang maksimal.

Selasa, 16 Agustus 2011

CARA MENANAM TOMAT

             CARA BUDIDAYA TOMAT ( Lycopersicon esculentum ).
1.      Cultivar / varietas.
Intan, R 1, Permata F1, Sakura F1 , Giga  F1, Jelita F1, Paduka F1, Mahkota F1, dan masih banyak varietas lainya.
    2.  Syarat tumbuh.
      Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
      Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan

      pH antara 5 - 6
      Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat  

      persarian.
      Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan  

      tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui  
      stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikro 
      organisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman
3.      Persemaian.
      Penyemaian benih.
         Benih tomat di rendam dengan air sekitar 18 jam, lalu tiriskan dan bungkus rapat
         dengan kertas atau tissue, untuk menjaga kelembaban , pembukus setengah basah.
         2 – 3 hari buka pembukus, dan kalau sudah mulai berkecambah pindahkan benih
         tomat ke media semai satu persatu dengan hati – hati.
         Media semai campuran tanah dan pupuk kandang matang dengan perbandigan 1 : 1
         atau  2 : 1.masukan ke polibag plastic.Setelah benih tomat di tanam 0,5 – 1 cm .lalu 
         siram air dengan gembor penyiraman,dan tutup dengan daun pisang untuk menjaga
         kelembaban , lihat  kalau sudah benih mulai tumbuh buka daun penutup dan siram 
         pagi dan sore.Untuk mencegah gangguan cendawan , semprot persemaian  dengan
         fungisida  Starmyl 25WP dan Victory 80WP. Atau dengan fungisida lainya
         Untuk mencegah gangguan hama, persemaian di semprot dengan insektisida
         Winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 cc/ liter.
4.      Persiapan lahan.
       Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong,
       tembakau dan kentang .
       Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua

        minggu
       Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta  

       diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
       Buatlah bedengan selebar 100 -120 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk

       barisan tunggal
       Buatlah parit selebar 40- 60cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk

       pembuangan air.
       Beikan pupuk dasar dengan pupuk kandang 15 – 18 ton / ha , dengan di tabur di
       atas bedengan / guludan lalu di campur atau di aduk sampai rata. Atau pakai
       campuran pupuk makro 199 kg Urea /ZA + 311kg TSP + 90 kg KCl / ha, ( reko
       mendasi pupuk untuk tanaman tomat pada tanah mineral dengan tingkat kandungan
    P dan K sedang ). Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 300kg
 – 450 kg / ha. Kemudian di campur atau di aduk dengan tanah. Rapikan kembali
    bedengan / guludan dan tutup dengan mulsa plastic hitam perak dan kunci mulsa
   plastik agar tidak sobek jika terbawa angin
5.      Penanaman.
         Lubangi mulsa plastic dengan diameter 10 cm. dengan jarak tanam yang di pakai 
         sistim double row ( dua baris tanaman ) per bedengan dengan jarak 60 cm x 50 cm
         Sebelum penanaman di lakukan ,bedengan di siram atau di lep (jawa )
         Penanaman di lakukan pada bibit yang sudah berumur 4 -5 minggu, atau sudah 
         mempunyai daun 3 – 5 helai
   Pemindahan tanaman dilakukan dengan hati – hati jangan sampai akar atau daunya
   rusak, dengan satu lubang tanam di isi satu bibit.( buka plastic polibag). Setelah
   selesai penanaman siram atau  kocor dengan air agar tanaman tidak layu / cepat
   tumbuh.
6.      Pemeliharaan.
Penyulaman pada tanaman yang tidak sehat pertumbuhanya ,atau yang mati , dengan bibit yang umurnya kira – kira sama. Penyulaman di lakukan pada satu minggu setelah tanam.
Pemberian lanjaran / ajir 2 -3 minggu setelah tanam , di tancapkan sekitar 10 cm dari pohon , dengan kedalaman 20 -30 cm dengan posisi tegak atau miring keluar.
Pewiwilan / buang tunas di bawah cabang pertama, lakukan 4 -6 minggu setelah tanam, agar buah yang di hasilkan tidak kerdil dan masaknya tidak terlambat.
Ikat pohon tomat dengan lanjaran / ajir pakai tali rafia, agar tomat tidak roboh, bila sudah berbuah.
Pemupukan susulan /tambahan .
Dilakukan  pakai campuran pupuk makro :
   2 minggu setelah tanam 100 kg Urea / ZA + 45 kg TSP / ha.
   5 Minggu setelah tanam 100 kg Urea / ZA + 45 kg TSP /ha.
   7 Minggu setelah tanam 100 kg Urea / ZA + 45 kg TSP / ha.
Atau pakai pupuk majemuk NPK  dengan dosis dan aplikasi yang sama. Dengan cara di tebar di sekiling pohon dengan jarak 10 -15 cm , atau di kocorkan pakai air.
Pengairan di lakukan 2 – 3 kali seminggu , lihat kondisi tanah.
Hama dan penyakit.
          penyakit yang sering menyerang tanaman tomat yaitu :  
          Ulat tanah coklat  
          Kumpulkan larva, kemudian musnahkan atau disemprot dengan Diptrek 95 SL 
          atau Dusban 20 EC, dengan dosis 0,1 %.
          Ulat buah 
          Semprot dengan Diazinon 60 EC, dengan dosis 0,2 %.
          Penyakit Lanas
          Cabut dan buang tanaman yang terserang – Rhizoetonia dan Phytium sp. Semprot  
          dengan Dithane M -45 0,2%.
          Pengendalian hama dan penyakit di lakukan bila perlu saja , yaitu bila terlihat ada 
          Gejala serangan hama atau penyakit , Untuk tindakan preventif dalam pencegahan  
          Hama lakukan penyemprotan  seminggu 2 -3 kali , insektisida + fungisida , dengan 
          Dosis sesuai anjuran, lihat label obat.
7.      Pemanenan.
      Panen pada umur 90-100 hari setelah tanam, dengan ciri; kulit buah berubah dari  
      warna hijau  menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang 
      menguning,
      petik pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai
          buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap  
          petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
          Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
          Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang

          akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
          Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah

          dan jangan dibanting
          Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan
          Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut

          siap untuk konsumsi.